aKU

aKU

Minggu, 31 Maret 2013

Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas




 



Saya sangat mengapresiasi usaha Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas yang peduli pada saudara-saudara disabilitas. Percaya atau tidak, gerakan semacam ini berarti besar bagi mereka dan kita yang dapat serta ingin memahami mereka.
Saya yakin ada banyak sekali orang yang peduli pada isu seputar disabilitas, ada banyak aktivis diantaranya yang berjuang keras membela hak-hak mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa usaha-usaha itu sedikit demi sedikit mulai terlihat hasilnya.
Segelintir masyarakat mulai tanggap terhadap isu disabilitas dan mulai perduli terhadap penyandang disabilitas. Bahkan Pemerintah pun mulai tersindir dengan kampanye dan usaha serupa Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Pemerintah mulai menyediakan space khusus untuk penyandang tuna daksa di beberapa tempat umum. Tapi apakah itu semua sudah cukup?
Kepedulian Pemerintah dirasa masih belum cukup untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Bahkan fasilitas yang disediakan Pemerintah untuk mereka pun mulai tidak terawat sehingga menimbulkan kesan bahwa usaha Pemerintah itu hanyalah “angin lalu”.
Pemerintah harus menyadari bahwa kota besar dengan penduduk yang padat, dengan gedung-gedung yang tinggi, dengan jumlah kendaraan berlebih sebagai biang kemacetan, ketidak teraturannya dan orang-orangnya yang cenderung tak acuh pada lingkungan serta orang-orang disekitarnya terasa kurang manusiawi jika dihadapkan pada pembahasan mengenai disabilitas. Bukan tanpa alasan karena pada kenyataannya perhatian masyarakat dan Pemerintah kepada para penyandang disabilitas masih sangat kurang.
Dengan keterbatasan yang ada, penyandang disabilitas mengalami banyak kesulitan untuk mengakses fasilitas-fasilitas public. Kurang memadainya fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas serta kesemrawutan penataan kota yang menjadikan kota seperti ‘hutan belantara’ bagi mereka merupakan bukti nyata akan rendahnya perhatian Pemerintah.
Bahkan Yogyakarta yang dikenal sebagai kota berhati nyaman pun nyatanya tidak cukup nyaman bagi penyandang disabilitas. Tidak separah kota besar lain termasuk Jakarta, namun dengan predikat ‘Yogyakarta berhati nyaman’ membuat Pemerintah Kota Yogyakarta perlu melihat kembali apakah kota ini benar-benar sudah nyaman bagi warganya atau belum.
Beberapa waktu lalu saya melihat seorang pria mengayuh kursi rodanya dengan kedua tangannya di bawah terik matahari kota Yogyakarta. Bukan hal istimewa mengingat semua orang juga berpanas-panasan siang itu. Tapi yang membuat saya heran adalah karena pria itu mengayuh kursi rodanya di jalan raya dan berpacu dengan motor dan mobil yang saling mendahului. Bahkan beberapa kali motor di jalan itu membunyikan klakson agar ia mengayuh lebih cepat.
Sebenarnya pemandangan semacam itu bukanlah sesuatu yang aneh di kota ini, bahkan saya berulang kali menemukan pemandangan serupa. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Pemerintah tidak berpikir untuk menyediakan jalur sendiri untuk mereka? Tentunya hal tersebut tidak dimaksudkan untuk mengucilkan penyandang disabilitas, tapi pada faktanya itu adalah hal yang sangat penting untuk kenyamanan dan keselamatan mereka.
Tidak hanya fasilitas jalan saja yang perlu dipikirkan untuk memfasilitasi penyandang disabilitas. ada banyak fasilitas public yang belum dilengkapi fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas. Sebut saja pengembalian fungsi trotoar sebagai kawasan pejalan kaki yang juga dapat dijadikan ruang kegiatan serta alternatif jalan yang aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas. pada dasarnya hal ini bukanlah hal yang muluk mengingat fungsi trotoar memang untuk pejalan kaki dan ruang public. Namun hingga kini trotoar masih belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya, trotoar di Yogyakarta serta kota-kota besar di indonesia nyatanya masih disesaki oleh para pedagang kaki lima dan dijadikan lahan parkir yang mengganggu, bahkan tidak jarang para pengendara motor merambah trotoar dan bahu jalan.

lifestyle.kompasiana.com


Selain penyediaan ruang terbuka, Pemerintah seharusnya dapat menyediakan space khusus yang diperuntukkan bagi pengguna kursi roda di kendaraan umum seperti bus kota, busway, kereta api, pesawat terbang dan kapal laut. Hal ini sangat penting untuk memudahkan penyandang disabilitas, khususnya tuna daksa untuk menggunakan kendaraan umum.


Selain penyediaan ruang khusus bagi penyandang disabilitas, penyediaan fasilitas pendukung lain juga sangat diperlukan. Misalnya dengan penyediaan Kartu Tanda Penduduk, kartu Busway, dan kartu-kartu akses fasilitas public yang menggunakan huruf braille bagi penyandang tuna netra. Selain itu untuk memudahkan penyandang tuna netra untuk menyeberang jalan juga diperlukan semacam system suara pada trafic light. System ini penting agar mereka dapat memastikan kapan harus berhenti dan kapan boleh menyeberang seperti di Jepang.
imelda.coutrier.com

Kepedulian pemerintah dan kita sangatlah penting. bukankah semua orang memiliki hak yang sama untuk mengecap kenyamanan hidup di negeri ini? Untuk itulah Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas oleh Kartunet.com, sebagai citizen media yang peduli pada isu-isu disabilitas, bekerja sama dengan ASEAN Blogger Community dan didukung oleh XL Axiata menjadi batu loncatan serta bukti nyata bahwa masih banyak yang peduli terhadap isu disabilitas. tinggal bagaimana kita dan Pemerintah menindaklanjutinya.

Lomba Blog Disabilitas

Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas




Aksesibilitas dan kenyamanan fasilitas publik kadang terlupakan. Masyarakat seakan pasrah pada keadaan trotoar berlubang, jembatan penyeberangan reot, bahu jalan yang beralih fungsi jadi parkiran atau pedagang kaki lima, maupun bus kota yang jauh dari kata nyaman. Sesekali waktu kita protes, namun kembali dihadapkan pada fakta bahwa pengelola telah mengabaikan kewajibannya untuk menyediakan fasilitas publik yang nyaman bagi warganya.
Tak sadarkah kita, bahwa hak publik atas fasilitas umum yang nyaman sudah terkorupsi? Ketika layanan yang seharusnya didapat tapi tak diberikan optimal dan kita menganggap itu sebagai "kewajaran"? Mungkin kita cukup melompati trotoar berlubang, menghindari jembatan yang terlihat reot, atau bersikap tak ambil pusing pada transportasi umum yang buruk.
Tetapi, pernahkah kita memikirkan ketika kondisi fisik tak sempurna, atau di saat lanjut usia, akan sangat sulit beraktivitas dengan fasilitas umum yang tak memadai? Andaikan kita menjadi seorang dengan disabilitas netra, bukan tak mungkin terjeblos ke lubang di trotoar atau terjerembab ke selokan yang tak ditutup oleh jeruji besi. Bayangkan kita sebagai disabilitas daksa yang menggunakan kursi roda, alangkah sulitnya mobilitas di ruang publik ketika harus melewati jembatan tangga berundak-undak, atau transportasi umum yang pintunya tak muat dimasuki kursi roda. Bayangkan juga kita kehilangan fungsi pendengaran dan bicara atau disabilitas rungu/wicara, bukan soal mudah ketika harus bepergian tanpa ada teks petunjuk di ruang publik dan tak seorangpun mengerti bahasa isyarat.
Tentu, kita semua ingin fasilitas yang nyaman. Namun, bukankah penyandang disabilitas juga bagian dari warga negara? Bayangkan jika fasilitas publik nyaman dan aksesibel bagi mereka, bukankah akan lebih nyaman lagi bagi warga tanpa disabilitas?
Kartunet.com, sebagai citizen media yang peduli pada isu-isu disabilitas, bekerja sama dengan ASEAN Blogger Community dan didukung oleh XL Axiata mengajak kamu untuk mengungkapkan pendapat, lebih peka pada lingkungan sekitar, dan menuangkan ide pada blog pribadimu mengenai topik aksesibilitas serta kenyamanan fasilitas publik di Indonesia. Andaikan dirimu sebagai penyandang disabilitas yang ingin tetap bebas beraktivitas di ruang publik. Rasakan dengan hati dan beri solusi pada kontes blogging Semi SEO dengan kata kunci "Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas". Siapapun boleh mengikuti kontes blogging ini, karena ada hadiah utama satu unit laptop untuk blog terbaik.
Persyaratan Peserta
  • Warga negara Indonesia.
  • Memiliki blog pribadi baik gratisan atau self-hosted.
  • Blog yang diikutsertakan tidak dibatasi pagerank, lama aktif, atau jumlah postingan sebelumnya.
  • Peserta tidak dipungut biaya registrasi.
  • Tak ada batasan calon peserta dari kalangan disabilitas atau nondisabilitas untuk mengikuti kontes blogging ini.
Ketentuan Tulisan
  • Tulisan dapat dibuat dalam bentuk esei atau narasi.
  • Panjang tulisan minimal 500 kata dalam bahasa Indonesia. Gaya bahasa bebas-santai-informal, tidak harus yang baku-formal.
  • Tulisan tidak menyinggung SARA dan asusila.
  • Menggunakan kata “disabilitas” sebagai kata ganti “cacat”.
  • Keyword atau kata kunci artikel “Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas”.
  • Tulisan wajib menyertakan minimal 2 (dua) backlinks ke url/situs http://www.kartunet.com dan http://www.xl.co.id
Isi tulisan yang diikutsertakan minimal dapat menjelaskan:
  1. Apa tanggapan Anda pada fasilitas publik di sekitar yang masih jauh dari nyaman?
  2. Tempatkan diri Anda sebagai seorang dengan disabilitas, dan apa yang Anda fikirkan, rasakan, serta inginkan pada kualitas fasilitas umum saat ini?
  3. Beri contoh pada kondisi fasilitas umum di sekitar Anda, apakah sudah akses dan nyaman bagi semua termasuk penyandang disabilitas?
Teknis Registrasi
  • Menulis dan memposting artikel kontes blogging dalam blog anda yang sesuai dengan ketentuan tulisan.
  • Pendaftaran artikel blog dimulai tanggal 1 Maret 2013 dengan mengirimkan tautan (link) artikel blog (bukan hanya url homepage blog) dan biodata peserta ke alamat email lomba@kartunet.com
  • Biodata peserta minimal berisi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, alamat domisili, user account di Kartunet.com, akun jejaring sosial, dan no telpon/ponsel yang dapat dihubungi.
  • Tiap peserta diperbolehkan mengikutsertakan lebih dari satu blog miliknya.
  • Aktifkan fitur komentar pada blog/artikel anda. Promosikan seluas-luasnya artikel anda melalui facebook, twitter, atau media lainnya.
  • Peserta wajib memasang banner Kontes Blogging Kartunet pada sidebar, header, atau footer blog yang didaftarkan selama masa kontes.
Silakan copy kode HTML di bawah ini kemudian paste di sidebar, header, atau footer blog anda
<a href="http://www.kartunet.com/"><img src="http://www.kartunet.com/images/blogging-kartunet.jpg" alt="Kontes Blogging Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas" /></a>
Kontes Blogging Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas
Penilaian
  • Kompetisi menggunakan sistem kontes blogging semi SEO yang memadukan antara kualitas tulisan dengan tingkat popularitas di search engine.
  • Tautan artikel yang diambil untuk dinilai tim juri adalah artikel yang sesuai dengan ketentuan tulisan dan muncul pada urutan 47 (empat puluh tujuh) teratas berdasarkan halaman hasil pencarian di google.co.id dengan kata kunci “Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas” pada tanggal 7 April 2013 pukul 20.00 WIB.
  • Isi artikel harus dapat menjelaskan dengan mudah dan santun tentang jawaban yang diharapkan dari Pertanyaan Umum di atas.
  • Orisinalitas tulisan.
  • Keterkaitan dengan tema.
  • Kualitas dan kuantitas komentar pembaca pada artikel yang dilombakan akan menjadi nilai tambah.
  • Ada waktu 5 hari untuk mengecek atau menyanggah apakah tulisan copy paste, setelah pengumuman pemenangnya. Jika diketahui dari hasil cross cek artikel pemenang adalah hasil copy paste maka pemenang akan diganti.
  • Keputusan Juri tidak dapat diganggu gugat.
Hadiah
  • Juara pertama mendapatkan satu unit laptop
  • Juara kedua mendapatkan uang tunai Rp 1.000.000
  • Juara ketiga mendapatkan uang tunai Rp 750.000
untuk artikel terfavorit yang ditunjukkan oleh jumlah like di fanpage Facebook KONTES BLOGGING SEMI SEO KARTUNET.com dan vote via Twitter @IDNyaman akan mendapatkan voucher pulsa Rp 150.000, dan 5 (lima) orang voters baik via facebook fanpage atau twitter yang beruntung akan mendapat voucher pulsa total Rp 100.000
Dewan Juri
Timeline Pelaksanaan
  • 1 - 31 Maret 2013 = masa registrasi blog peserta.
  • 1 – 7 April 2013 = pengendapan peningkatan SEO blog
  • 8 - 21 April 2013 = Masa voting blog terpilih
  • 22 April 2013 = Pengumuman blog terfavorit dan 5 voter terpilih
  • 28 April 2013 = pengumuman pemenang lomba.
Kontes blogging ini didukung pula oleh: Info-Lomba.com, Lomba Menulis, @KuisGratis, @warung_blogger.
Informasi lengkap kontes blogging ini dapat ditemukan pada tautan http://www.kartunet.com/kontesblogging, akun twitter @Kartunet, dan call center di 085795259525.

Kamis, 28 Maret 2013

happiness






"happiness would not be felt if we say that there is no happiness in ourselves"
 


                                                                                                           ... Marina Galuh Kirana ...


 

Wall of Me!! just look!

my plan, my dream, me time!

merbabu and strawberry...gak nyambung...

memori in lawu...miss it


wall of me!


gak sengaja nemu di perpusda...hehe, iseng2 aja

Crazy…crazy… skripsi!!!







aku tak pernah membayangkan kalau skripsi ternyata cukup rumit. Maaf pada mbak wek dan mbak yani karena dulu aku mengejek wajah kucel kalian yang tengah membuat skripsi. Sekarang aku sama dengan kalian. akh…

aku tidak mengeluh untuk masalah menulisnya dan apapun itu, tapi yang jadi masalah adalah ketika kau harus menyusun kajian pustaka. aku lemah dalam hal ini, menurutku itu bagian tersulit. aneh, padahal orang-orang bilang itu adalah bagian termudah. apa sulitnya membuka buku lalu menyalin sebagian atau semua atau terserahlah materi yang kau butuh. Hellow, itu hanya tentang memindahkannya, apa sulitnya?

Yeah, untukku itu menyiksa. Bukan apa-apa tapi masalahnya untuk menemukan literatur yang cocok dengan materi skripsiku sungguh sulit. Yip, kesalahan di awal tampaknya. Tapi semua sudah berjalan dan aku tahu aku harus menyelesaikan apa yang telah kumulai.

pantang menyerah sebelum tercapai tujuan!!” teriakku berulang-ulang, suntikan semangat tampaknya, dan itu benar-benar penting. Sungguh.
Hasilnya? Kini aku benar-benar jatuh cinta pada perpustakaan. hah, aku benar-benar merasa seperti kutu buku dalam arti yang sebenarnya. Tapi itu bagus, sangat bagus. Rasanya sudah lama aku kehilangan hasratku pada perpustakaan dan sekarang semua kembali. Hidup rasanya.yatta!!!

aku ingat dulu aku adalah kutu buku, dalam artian penggila buku. aku penghuni perpustakaan dari SD, SMP maupun SMa. aku benar-benar penggila buku dan membaca habis buku dengan tebal tiga ratus halaman ke atas dalam satu hari bukanlah hal yang menyiksa untukku. Tapi aku mulai kehilangan hasrat itu sejak perhatianku teralihkan pada gunung dan kegiatan organisasi di kampus kecilku. aku tidak menyesalinya, takkan pernah karena aku sangat bersyukur dengan apa yang aku lakukan hingga saat ini. Bahkan aku tidak menyangkal kalau pada dasarnya aku mulai sedikit alergi dengan bacaan tentang administrasi negara yang adalah bidangku saat ini.

aku terbiasa dan begitu tertarik pada buku-buku tentang sastra. Kau tahu, kahlil gibran, puisi, sajak, novel dan masih banyak lagi. Selain itu aku juga cinta mati pada sejarah, pada teknik-teknik perang, pada semangat-semangat yang diceritakan, pada kapal perang, pada kiseh-kisah para pahlawan. lalu fiksi, fantasi, komik bahkan aku adalah pecinta ensiklopedia, apapun kecuali yang berkaitan dengan politik negeri ini.
hasil hunting buku di perpus
Tapi disinilah aku, dengan skripsi, dengan bidang yang mengulik selalu tentang administrasi, birokrasi, politik lengkap dengan patologinya dan aku merasa muak. awalnya. Tapi alam dan berbagai perjalanan menjadi semacam obat untukku. Dan sekarang, ketika aku mulai mengerjakan skripsiku, aku merasa gila. Im crazy now!

Sepertinya aku mulai berdamai dengan bidangku, bahkan kini aku begitu haus untuk mengulik negeri ini, aku merasakan hidup yang lain, aku mulai mencintai administrasi negara, negaraku. aku menemukan hal menarik dalam skripsi gilaku yang membuatku hampir gila, aku ingin menemukan obat untuk negeriku, aku ingin menjadi seseorang yang berguna mulai dari hal kecil, dari diriku sendiri.

Dari skripsi gilaku tentang miniatur kebobrokan negeri ini, aku ingin mulai dengan menemukan sebuah penyelesaian di dalamnya. My skripsi, make me crazy and I love it!!!
 

Lomba Blog



Share Button
lomba blog pancasilaArus globalisasi di era teknologi informasi dan social media seperti saat ini, tentu tak terbendung lagi. Berbagai macam budaya dan gaya hidup mewarnai dan memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Sebagai sebuah bangsa yang punya identitas unik, bagaimanakah posisi kita di tengah arus globalisasi? Bagaimana peran Pancasila dalam menguatkan identitas bangsa kita, di tengah “kepungan” komunitas global dan berbagai macam budaya tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah, Yayasan Pusaka Indonesia mempersembahkan:

Lomba Menulis Blog: Penguatan Identitas Bangsa dalam Komunitas Global dan Multikultural

Hadiah:

  1. Juara I:
    - Uang tunai Rp 2.000.000
    - Voucher penerbitan buku senilai Rp 200.000 dari Dapur Buku*
  2. Juara II:
    - Uang tunai Rp 1.500.000
    - Voucher penerbitan buku senilai Rp 150.000 dari Dapur Buku*
  3. Juara III:
    - Uang tunai Rp 1.000.000
    - Voucher penerbitan buku senilai Rp 100.000 dari Dapur Buku*
  4. Tulisan para pemenang beserta 10 tulisan terbaik lainnya akan diterbitkan oleh Dapur Buku. Masing-masing penulis akan mendapat jatah 1 (satu) eksemplar bukunya secara gratis.
Keterangan:
* Hadiah voucher penerbitan dari Dapur Buku tidak dapat diuangkan, dan tidak dapat ditukar/digabung dengan hadiah apapun

Juri:

amril_taufik_gobel Amril Taufik Gobel (blogger senior)
Donny BU Donny BU (aktivis Internet Sehat)
jonru Jonru (blogger, trainer, pendiri Dapur Buku)
Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.

Persyaratan Lomba:

  1. Pendaftaran lomba ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
  2. Peserta lomba adalah para blogger Indonesia, baik yang menetap di Indonesia maupun luar negeri.
  3. Bebas pakai blog engine apa saja (WordPress, Blogspot, Kompasiana, Blogdetik, dan sebagainya), baik yang domain sendiri maupun yang gratisan.
  4. Tulisan harus hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau copy paste dari tulisan orang lain.
  5. Tulisan belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
  6. Tulisan menggunakan bahasa Indonesia.
  7. Di dalam judul tulisan harus ada kata Pancasila.
  8. Gaya penulisan bebas, sesuaikan saja dengan karakter dan gaya khas Anda.
  9. Penggunaan istilah-istilah asing atau daerah diperbolehkan selama itu diperlukan sebagai bahan referensi. Yang penting gunakan seperlunya, dan – jika perlu – cantumkan artinya dalam bahasa Indonesia.
  10. Satu orang blogger hanya boleh mengirimkan satu tulisan.
  11. Tulisan harus sesuai dengan tema lomba ini, yakni “Penguatan Identitas Bangsa dalam Komunitas Global dan Multikultural”.
  12. Tulisan tidak boleh mengandung hal-hal yang berbau SARA, kebencian, permusuhan, dan/atau hal-hal negatif dan tidak patut lainnya.
  13. Panjang tulisan minimal 3.000 karakter, maksimal 10.000 karakter.
  14. Peserta wajib me-Like Fan Page Dapur Buku.
  15. Peserta wajib mencantumkan banner lomba pada tulisan yang diikutsertakan pada lomba ini. Lalu banner di-link ke http://www.pusakaindonesia.org. Berikut bannner tersebut: lomba blog pusaka indonesia 2013
    Panduan tentang cara memasukan banner ke dalam tulisan Anda, silahkan baca DI SINI. Atau bagi Anda yang sudah paham HTML, silahkan ambil kode HTML-nya di sini.
NB: Ini bukan lomba SEO. Keyword dan posisi di Google bukan menjadi salah satu unsur penilaian juri.

Jadwal:

Batas akhir pengiriman naskah: 28 Maret 2013
Nama-nama pemenang akan diumumkan di website ini, Fan Page Dapur Buku dan Twitter @Pusaka_ID sekitar 7 hari setelah deadline.

Langkah-langkah Pendaftaran:

  1. Tulislah artikel di blog Anda, sesuai dengan persyaratan lomba ini.
  2. Pastikan Anda sudah mematuhi SEMUA persyaratan lomba. Jangan sampai ada yang terlewat
  3. Daftarkan tulisan Anda ke lomba ini, dengan cara mengisi Formulir Pendaftaran.
  4. Laporkan pendaftaran Anda dengan cara mengisi komentar pada note/catatan di Fan Page Dapur Buku. KLIK DI SINI >>
  5. Silahkan tunggu pengumuman pemenang dari panitia.

Unsur-unsur Penilaian:

  1. Kesesuaian dengan tema lomba.
  2. Orisinalitas ide.
  3. Kepatuhan terhadap persyaratan dan langkah-langkah pendaftaran lomba.
  4. Gaya dan teknik penulisan.
  5. Kualitas isi tulisan.

Hubungi Kami:

Untuk pertanyaan, masukan, saran, dan sebagainya seputar lomba ini, silahkan KLIK DI SINI >>

Penyelenggara:

Lomba blog ini diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Indonesia, didukung oleh Penerbit Dapur Buku.

Pendaftaran:

pendaftaran - klik di sini

Lomba Menulis Blog : Penguatan Identitas Bangsa dalam Komunitas Global dan Multikultural


http://www.pusakaindonesia.org

Karakter Pancasila, Jatidiri Bangsa

oleh : Marina Galuh Kirana


Globalisasi memberikan dampak yang besar pada hampir semua sektor kehidupan, khususnya bidang iptek dan teknologi informasi. Kedua bidang tersebut mengalami kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut tampak dari perkembangan berbagai fasilitas teknologi dan informasi yang semakin canggih dan memudahkan setiap orang untuk mengakses berbagai berita dan informasi dari seluruh dunia dengan memanfaakan fasilitas internet.
Internet menjadi semacam jendela bagi masyarakat untuk melihat, mendengar dan mengenal dunia beserta budaya negera-negara di seluruh belahan dunia dengan jelas. Masyarakat dapat mengikuti perkembangan tren, gaya hidup dan kebudayaan di tiap negara dengan sangat mudah. Bahkan Indonesia turut terlarut dalam arus modernisasi dan gaulisme luar negeri.
Tidak ada yang salah dengan hal tersebut selagi masih sebatas wajar. Namun ketika perkembangan tersebut sudah melewati batas norma-norma kesopanan, agama dan norma-norma lain yang berlaku di Indonesia, maka hal tersebut tidak dapat dibiarkan.
Seperti yang kita tahu bahwa negeri ini telah mengalami banyak perubahan dari mulai jaman kerajaan hingga saat ini. Ada perkembangan positif, namun banyak pula yang negatif. Wajar saja sebenarnya, tapi perlu disadari bahwa perkembangan tersebut mulai terasa sangat menghawatirkan dan mengancam masa depan bangsa ini.
Terdengar berlebihan, namun itulah kenyataannya. Bangsa ini mulai kehilangan jatidirinya sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang berbudaya, bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kearifan lokal tanah ibu ini.
Mengamati lingkungan sekitar, ada banyak hal yang mengindikasikan lunturnya jatidiri bangsa ini. Parahnya kondisi tersebut justru berkembang pesat di kalangan anak muda dan remaja yang notabene merupakan aset bangsa di masa depan.
Kaum muda jaman sekarang terkesan “memuja” budaya luar dan malu dengan budaya negeri sendiri. Mayoritas dari mereka yang menjadi korban modernisasi merasa bangga ketika mereka berpakaian serba mini dan terbuka, namun malu atau terpaksa ketika harus mengenakan kebaya dan pakaian adat Indonesia, mereka bilang itu kuno. Mereka merasa percaya diri ketika berjalan di tengan kota atau di mal dengan rambut berwarna warni, namun ketika mereka harus mengenakan sanggul mereka merasa tersiksa. Menyanyikan lagu-lagu modern terasa lebih menyenangkan daripada menyanyikan lagu tradisional. Bahkan peminat tari daerah kini menjadi minoritas dibandingkan dengan tari modern yang ngetrend akhir-akhir ini.
Lalu bagaimana dengan bahasa? Tentu hal ini perlu diperjelas karena bahasa Indonesia mulai tercemar oleh pengaruh bahasa-bahasa gaul dan bahasa berlebihan yang disebut bahasa alay. Generasi sekarang bahkan anak-anak kecil jauh lebih mengenal bahasa gaul dan alay dari pada bahasa Indonesia yang benar. Bahkan kondisi ini menjadi lucu ketika seseorang dianggap ketinggalan jaman jika tidak tahu tentang bahasa-bahasa itu. Lalu bagaimana dengan bahasa kita sendiri? Bahasa Indonesia? apakah kita juga merasa malu jika tidak dapat berbahasa Indonesia dengan benar?
Kondisi di atas merupakan dampak nyata dari pengaruh budaya luar yang tidak terkontrol sehingga menggusur keberadaan budaya-budaya Indonesia dan menggerogoti identitas bangsa ini. Keadaan ini menjadikan identitas bangsa ini semakin kabur dan abstrak. Sebuah ironi lain mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan kebinekaannya. Namun demikian hal tersebut bukanlah masalah terbesarnya. Masalah utamanya adalah ketika kita meresapi pelanggaran moral di Indonesia yang kerap kali terjadi.
Bangsa ini tampaknya mulai melupakan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Tata krama, menghormati orang yang lebih tua, sopan santun, kepedulian terhadap lingkungan dan lain sebagainya menjadi suatu indikasi kemerosotan nilai etika di masyarakat. Indikasi tersebut diperjelas dan diperparah dengan berbagai tayangan televisi yang membiasakan masyarakat untuk mendengar dan melihat adegan saling menghina, berkata kasar, melawan orang tua, melawan guru serta eksplorasi karakter antagonis yang terkadang terlalu berlebihan sehingga sedikit banyak memberi dampak negatif dalam budaya etika masyarakat.
Belum lagi masalah etika terselesaikan, masalah ketaatan hukum dan peraturan menjadi masalah yang tidak terelakkan. Kriminalitas dan berbagai pelanggaran peraturan hukum selalu terpampang di berbagai media berita baik media massa, maupun media cetak. Setiap harinya selalu muncul berita-berita baru yang terdengar miris mengingat Indonesia adalah negara hukum. Bahkan yang menjadi janggal namun biasa adalah ketika di masyarakat berkembang argumen bahwa “aturan ada untuk dilanggar”. Sungguh ironis.
Selain etika dan hukum, permasalahan negeri ini yang sekarang selalu menjadi sorotan adalah masalah integritas masyarakat dan pemerintah yang amburadul. Korupsi adalah produk terlaris dari amburadulnya integritas bangsa ini, dan korupsi pula yang membuat Indonesia menjadi negara miskin ketika seharusnya negara ini dapat menjadi negara kaya dengan segala yang dimiliki. Bukanlah hal yang heboh ketika korupsi menjadi jawaban dari semua patologi birokrasi di negeri ini.
Lalu bagaimana dengan prinsip menghormati hak-hak orang lain? Indonesia tampaknya sangat ahli dalam mengingkari prinsip ini dan kita harus mengakui itu. Lunturnya penghormatan terhadap hak-hak orang lain membuat Indonesia sering mengalami gejolak. Dengan kebinekaan Indonesia, penghormatan hak-hak individu satu sama lain adalah perekat persatuan yang paling ampuh. Namun ketika hal tersebut lemah, yang terjadi tentunya sudah dapat ditebak. pertikaian, pembunuhan, peningkatan kriminalitas, saling menghina, korupsi hingga berulang kali terjadi perang oleh beberapa daerah untuk menuntut kemerdekaan sendiri. Kerugian yang begitu besar karena satu prinsip penting.
Prinsip lain yang sering dikesampingkan adalah prinsip untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diemban. Itulah mengapa Indonesia tidak dapat menjadi seperti negara lain dengan etos kerja yang tinggi, misalnya Jepang. Prinsip ini terkait pula dengan prinsip senang bekerja dan malu bermalas-malasan. Rendahnya tanggung jawab manusia Indonesia terhadap tugas dan kewajibannya pun merupakan bentuk dari sifat malas serta menganggap kewajibannya sebagai beban. Kondisi tersebut membuat kinerja negeri ini menjadi lambat dan kurang dapat dipertanggung jawabkan.
Semua prinsip tersebut disempurnakan dengan karakter masyarakat Indonesia yang konsumtif, boros dan tidak berpikir panjang dalam menginvestasikan masa depannya. Karakter ini menjadikan mayoritas manusia Indonesia sebagai manusia yang pasif dan ceroboh.
Banyaknya pelanggaran dan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut nyatanya memberikan dampak yang begitu besar dalam pembentukan karakter Indonesia. Bangsa ini seakan menjadi terbiasa dengan berbagai pelanggaran nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip tersebut. Kondisi itu menjadikan bangsa Indonesia tidak terbiasa untuk meluruskan dan memperbaiki kerusakan moral yang terjadi. Tampaknya hal tersebut telah menjadi suatu budaya hidup masyarakat Indonesia kini.
         Tidaklah aneh jika setelah lebih dari 67 tahun Indonesia merdeka kita masih saja berjalan di tempat bahkan perlahan mulai mengalami kemerosotan. Karakter negeri ini masih sangat labil, fase ini adalah fase yang paling berbahaya. Apabila tidak segera diperbaiki maka perlahan tapi pasti Indonesia akan kehilangan karakternya dan kehilangan jatidirinya.

Menguatkan Karakter Pancasila
         Melihat krisis karakter yang tejadi di negeri ini maka peran pendidikan karakter menjadi sangat penting, terutama karena krisis yang terjadi telah menggerogoti bangsa ini hingga ke akarnya.
         Sudah saatnya pemerintah Indonesia berkonsentrasi pada perbaikan karakter bangsanya. Sudah bukan saatnya lagi Indonesia membahas bobroknya moral dan karakter bangsa ini sebagai wacana muluk namun tidak terlaksana karena tertutup masalah politik yang tidak ada habisnya.
       Pendidikan karakter seharusnya mulai disejajarkan sebagai focus pembangunan sejalan dengan pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sector lainnya. Indonesia harus menjadi negara dengan karakter yang kuat agar menjadi negara yang kuat pula. Tidak hanya kuat, dengan semua yang dimiliki Indonesia, seharusnya bangsa ini pun dapat menjadi bangsa yang unggul. Namun untuk menjadi bangsa yang unggul, Indonesia harus mulai menginvestasikan individu-individu unggul yang pantas menjadi generasi penggerak pembangunan negeri ini.
            Lalu apa saja kriteria individu berkarakter unggul itu? Jawabannya terletak pada dasar Negara kita, pancasila. Lima sila dalam pancasila mewakili semua kriteria yang diperlukan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pancasila merupakan bentuk lain karakter unggul bangsa Indonesia, tentunya apabila diterapkan dengan baik dan benar.
        Namun sayangnya pancasila yang juga merupakan ideologi Negara ini pun mulai tergerus arus globalisasi dan perlahan kehilangan perannya. Penghayatan dan penerapan lima sila pancasila tersebut sesungguhnya sudah sangat cukup untuk merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter. Namun kesadaran akan pancasila tampaknya harus mulai dipupuk kembali sejak dini.
           Pancasila semestinya bukan lagi hanya sebatas bahan hapalan dari materi pelajaran kewarganegaraan, pancasila semestinya tidak hanya didengar keika upacara bendera, semestinya pancasila dipelajari, diresapi, dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.
            Tidak pernah ada kata terlambat untuk sebuah perbaikan, yang ada hanyalah ketakutan akan adanya perubahan, dan itu adalah penyakit pemerintah kita. Untuk itu, sejak dini perlu adanya upaya pembentukan karakter berbasis pancasila sebagai investasi masa depan bangsa ini. Bukan perkara mudah memang, tapi harus dicoba.
            Pancasila harus tertanam kuat dalam hati rakyat Indonesia karena pancasila merupakan dasar negara kita, ideology bangsa ini dan jatidiri bangsa Indonesia.