aKU

aKU

Selasa, 19 Februari 2013

FILE LAMA

Tema: Penataan Ruang dan Pertahanan
Perombakan Pembangunan sebagai Langkah Awal Pembangunan Berkelanjutan

Oleh : Marina Galuh Kirana, Mahasiswa STIA �AAN� Yogyakarta
Tanggal : Senin, 31 Mei 2010
 

FROM http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/?ar_id=NzUwOA==

Ibarat sebuah bangunan maka Indonesia saat ini adalah sebuah bangunan tua yang begitu luas dengan kerusakan di berbagai tempat serta pondasi yang tidak kuat. Dengan kondisi semacam itu, cepat atau lambat bangunan tersebut akan roboh, begitu pula Indonesia. Dalam permasalahan ini Indonesia dituntut untuk mengambil tindakan yang tegas, yaitu dengan melakukan perombakan besaran-besaran di segala sektor kehidupan termasuk memperbiki tata ruang dan pertanahan Indonesia saat ini.

Bila birokrasi, administrasi negara dan pemerintahan sebagai pondasi. Lalu hukum, pendidikan, kesehatan dan sektor lain sebagai dinding dan atap. Maka tata ruang dan pertanahan merupakan wajah serta bentuk fisik dari bangunan itu sendiri.

Seperti yang kita tahu, wajah serta bentuk fisik merupakan salah satu daya tarik utama dan yang pertama dilihat dari suatu bangunan negara yang dalam hal ini adalah negara. Dari sisi inilah kepribadian suatu negara dapat dinilai pertama kalinya. Dan jika melihat keadaan tata ruang dan pertanahan Indonesia saat ini, maka penilaian yang keluar tidak akan jauh dari kata kacau, kumuh dan miris.

Sungguh ironis, mengingat begitu banyak orang cerdas lahir di negara ini, begitu banyak arsitek lulus dari universitas terbaik Indonsia, namun tata ruang pertanahan negara ini masih nampak carut marut tak beraturan. Kawasan kumuh dan ketidakmerataan pembangunan menjadi sorotan utama dalam permasalahan ini, diperparah dengan beberapa masalah tentang kepemilikan tanah maka penghambat pembangunan negeri ini semakin bertambah.

Seperti dalam pembangunan rumah, perencanaan dan arsitektur menjadi teramat penting, namun pada kenyataannya pembangunan dan tata ruang serta pertanahan di Indonesia nampak jauh dari standar tata ruang ideal suatu negara.

Dari kasus yang terjadi di Indonesia, kita dapat menyimpulkan beberapa faktor yang melatar belakangi keterpurukan penataan ruang dan pertanahan di Indonesia. Pertama, jika dilihat dari sudut pandang kependudukan, urbanisasi menjadi masalah utama yang harus diatasi. Banyaknya masyarakat desa yang hijrah ke kota untuk mencari mata pencaharian dan kemajuan menyebabkan berbagai masalah kependudukan yang tidak dapat di pandang remeh. Semakin banyak masyarakat desa yang hijrah ke kota menyebabkan lapangan pekerjaan di kota semakin sempit yang disusul dengan banyaknya pengangguran dan merebaknya kemiskinan. Pada akhirnya mereka yang �gagal� namun tidak dapat kembali ke daerah asalnya mendirikan bangunan-bangunan tak berijin sekenanya hingga memunculkan daerah-daerah  kumuh.

Tidak tanggung-tanggung, daerah bawah jembatan, bantaran sungai bahkan pinggiran rel kereta api tidak luput dari pemandangan bangunan-bangunan kumuh yang kian menjamur. Sungguh pemandangan yang menyesakkan. Dari data yang ada, tercatat bahwa kawasan kumuh tercatat di sekitar 500 kota di Indonesia dengan luas yang cenderung meningkat. Kondisi tersebut dapat dilihat dari data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), laju pertumbuhan daerah kumuh di tanah air mencapai rata-rata 2,9% per tahun sejak tahun 1999-2004, luas daerah kumuh meningkat dari 47.000 hektar menjadi 54.000 hektar. Bahkan badan PBB yang menangani program pembangunan, United Nation Development Program (UNDP) memperkirakan peningkatan luas pemukiman kumuh masih sebesar 1,37% per tahun antara 2004-2009. Sungguh menghawatirkan.

Menurut saya, untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dapat menempuh beberapa langkah tegas yang salah satunya dengan memimimalisir urbanisasi dan mengadakan penggusuran/ penataan yang bertanggung jawab terhadap daerah-daerah kumuh yang tidak berijin tersebut. Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk berani dan tegas dengan catatan, pemerintah harus bisa memberikan solusi terbaik bagi semua pihak. Salah satunya dengan menggalakkan kembali transmigrasi seperti dulu atau dengan ganti rugi yang sepadan dengan bangunan-bangunan yang ditertibkan.

Keberhasilan transmigrasi di masa lalu dapat kita jadikan gambaran untuk menangani masalah daerah kumuh tersebut. Menurut saya transmigrasi masih cocok dilakukan dewasa ini mengingat masih banyaknya kawasan-kawasan atau pulau kosong dan tidak berpenghuni di Indonesia. Tinggal bagaimana cara pemerintah mengimplementasikan program tersebut.

Apabila masalah kawasan kumuh bisa diatasi maka bukan tidak mungkin banjir yang sering melanda kota-kota besar dapat dimimalisir, tentunya dengan membenahi sistem drainase dan sanitasi yang ada saat ini juga.

Kedua, sensus penduduk dan sensus kepemilikan tanah harus dilakukan sedini mungkin agar sengketa tanah dan masalah kepemilikan tanah lainnya dapat dihindari serta dapat mempermudah pembangunan di masa mendatang. Selain itu, UU pertanahan harus dipertegas untuk meminimalisir penyalahgunaan tanah dan bangunan. Belajar dari keadaan beberapa tahun terakhir ini, begitu banyak kasus sengketa tanah dan bangunan terjadi di Indonesia, hal ini termasuk dampak langsung dari kurang baiknya sistem administrasi pertanahan di Indonesia.

Ketiga, pemerataan pembangunan serta kelengkapan fasilitas umum di tiap daerah harus seimbang. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi daerah tertingal serta sebagai salah satu upaya untuk memimimalisir urbanisasi mengingat salah satu faktor pendorong urbanisasi adalah ketertinggalan daerah asal. Apabila pembangunan daerah berjalan dengan baik dan merata, maka memperkecil perluasan kawasan kumuh bukan lagi menjadi topik yang mengkhawatirkan.

Keempat, yang terpenting dalam pembangunan tata ruang dan pertanahan di Indonesia yaitu tetap melestarikan alam dan lingkungan sekitar kita. Terlepas dari betapa besar kebutuhan manusia akan lahan tempat tinggal, namun dalam setiap perencanaan pembangunan hendaknya kita mempertimbangkan dan memberi ruang tersendiri untuk daerah hijau dan resapan agar keseimbangan bumi ini tetap terjaga namun pembangunan tetap berjalan dengan semestinya.

Menciptakan kawasan hijau yang asri dan nyaman serta menciptakan ruang yang selaras dengan globalisasi dan dapat memimimalisir global warming menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini pemerindah daerah dituntut aktif dan kreatif untuk mengembangkan daerahnya karena sistem otonomi daerah di indonesia memberi keleluasaan untuk itu. Namun pada akhirnya semuanya tetap bergantung pada kebijaksanaan pemerintah sendiri.

Yang terakhir dan yang paling penting adalah sebisa mungkin pemerintah berusaha menutup celah bagi berbagai pihak untuk melakukan KKN. Belajar dari masa lalu, pada masa orde baru Indonesia sedang berada dalam puncak pembangunan dimana pemerintah mencanangkan program Repelita yang sesungguhnya berjalan sukses jika tidak diwarnai dengan unsur KKN.

Jika dilihat dari sistem saat itu, maka sesungguhnya pemerintah bisa mencanangkan program Repelita atau semacamnya untuk memperlancar pembangunan di Indonesia, tentunya dengan tetap
mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan melalui perencanaan yang matang pula. Yang perlu diingat oleh pemerintah Indonesia adalah tentang visi dan misi awal mereka sebelum menjabat di pemerintahan dan kemakmuran rakyat harus diutamakan. Pembangunan dan penataan ruang serta pertanahan saat ini menjadi gerbang utama untuk mencapai hal di atas. Oleh karena itu pemerintah dapat menanggapi dengan arif dan bijaksana terhadap permasalahan ini mengingat penataan ruang dan pertanahan merupakan hal yang sangat vital karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat, yakni pemukiman dan tempat bernaung.

???CITA-CITA DAN MASA DEPAN???











Telah banyak waktu kulalui dengan banyak pertanyaan. Banyak malam terlewati tanpa jawaban. Bahkan pagi yang menjelang selalu membuatku penasaran.

Dari sekian banyak pertanyaan yang menyesaki otakku, ada satu yang membuatku lelah sekaligus malu. Satu pertanyaan tentang masa depan yang hingga kini belum kutemukan jawabannya, atau mungkin lebih tepatnya karena aku belum dapat memastikan.

Perihal masa depan yang dalam banyak kesempatan selalu diartikan sebagai sebuah misteri, aku selalu penasaran. Rasa itu tumbuh dari percampuran rasa gelisah dan harapan yang saling berebut mendahului. Namun semua masih menjadi sebuah tanda Tanya…..?....... yang besar dan sulit.

Satu waktu dikala usiaku belum cukup lima setengah tahun aku diberi pertanyaan oleh guru taman kanak-kanak yang entah kenapa tak pernah kuingat namanya.
“galuh kalau besar mau jadi apa?” tanyanya saat itu.
“dokter!!!” jawabku dengan semangat.

“dokter” adalah profesi paling keren dan popular dikalangan anak seumur kami saat itu. Bahkan menurutku profesi itu masih menjadi andalan klise anak-anak jaman sekarang. Tapi silahkan tebak berapa lama cita-cita itu dapat bertahan, karena hanya aka nada segelintir saja yang dapat mewujudkan cita-cita pertama mereka.


Yah, seperti kata banyak orang yang patah hati, cinta pertama tak akan pernah bertahan menjadi cinta terakhir. Walau hanya sebuah ungkapan kekecewaan akan nasib yang memisahkan siapapun orang yang mengatakan itu dengan cinta pertamanya, namun pada kenyataannya itu juga dapat merefleksikan cita-cita pertama.

Nasib yang tak berbeda jauh antara cinta dan cinta tanpa huruf n itu nyatanya membuatku mengingat kembali semua harapanku dari masa ke masa.

Seperti yang kukatakan bahwa aku pernah ingin menjadi seorang dokter dengan seragam putih yang keren dan rapi. Mimpi itu bertahan hanya sekitar 3 bulan karena aku hanya mengecap masa-masa TK selama 2 minggu lalu masuk SD karena aku ingin cepat-cepat menjadi dokter.

Mimpiku sebagai dokter hancur berkeping-keping saat aku memasuki kelas 1 SD karena suntikan maut dokter-dokter yang kupanggil “dokter  gila” karena membuatku takut pada suntikan hingga sekarang. Aku merasa menjadi dokter sungguh cita-cita yang kejam karena harus menyuntik anak-anak imut seperti aku…..ehem. akhirnya aku kubur cita-cita itu atas pertimbangan kemanusiaan dan kepolosan anak-anak. Yap alas an yang tepat menurutku.

Tapi yang jelas sejak saat itu aku menjadi buronan guru-guru dan para dokter yang rutin datang untuk memberikan suntikan penolak cacar dan banyak lainnya kepada  kami, anak-anak polos yang tak berdosa. Aku selalu kabur dan bersembunyi saat ada jadwal kunjungan dokter. Aku pernah bersembunyi di toilet sekolah yang baunya minta ampun selama berjam-jam hingga kuputuskan untuk keluar sebelum mati lemas dan malah tertangkap .

Aku bahkan pernah meronta-ronta sambil menangis kencang lalu berlari pulang dan bersembunyi di atas pohon jambu samping rumah saat tertangkap guru. Aku tidak tahu mengapa aku memilih bersembunyi di atas pohon jambu bukan di kolong meja atau tempat tidur, tapi jika dipikir-pikir mungkin dulu aku sudah cukup pintar untuk mengetahui bahwa aku tak akan mati kelaparan jika saja mereka berjaga menungguku, haha.

Oke, cukup dengan kisahku dengan jarum suntik. Berikutnya aku menemukan cita-cita baru saat aku duduk di kelas 3 SD. Cita-cita itu hanya bertahan selama 3 tahun karena pada akhirnya kau menyadari  bahwa saat itu aku mungkin bisa menjadi seorang penari handal namun aku akan menjadi orang yang bodoh dengan nilaiku yang melambai-lambai mengejek dan membuat rangkingku yang selalu tiga besar menjadi ke urutan tiga terbawah. Ya, cita-citaku saat itu adalah menjadi seorang penari.

Ngomong-ngomong soal menari, saat itu aku mengambil tarian tradisional dan menguasai 33 tarian . namun dari banyaknya tarian, aku paling suka menarikan tarian cowok perkasa. Tidak tahu kenapa tapi setidaknya aku tidak perlu menaikkan jarikku ke atas untuk berjalan. Tarian yang kusuka antara lain Klono Topeng, Topeng edan, Cakil, Dasamuka, Gatot kaca, jaranan dll. Semuanya memiliki kesamaan, yaitu semuanya memakai kumis dan aku suka kumis saat aku memakainya (tunggu! Bukan berarti aku suka cowok berkumis lho… aku Cuma suka ketika aku memakai kumis, itu saja.).

  

Memasuki kelas 6 SD aku mulai serius untuk menjadi seorang Insinyur Pertanian! Seperti tanteku. Tapi itu hanya bertahan 2 tahun. Aku akhirnya menyerah karena selama dua tahun aku berusaha untuk menanam pohon tapi tak pernah sukses, semuanya mati mengenaskan…hiks. Eh tapi dulu pernah ada yang hidup sih, kecambah praktikum. Setidaknya hidup melampaui satu minggu dan setelah itu mereka berenang dalam kubangan air pel saat aku TIDAK SENGAJA menyiramkannya pada mereka, waktu itu ada kerjabakti kelas dan tolong anggap saja itu sebagai sebuah upaya bersih-bersih kelas. Tolong maklum.

Cita-citaku berikutnya adalah untuk menjadi seorang pengacara. Sampai sekarang aku masih bermimpi dan itu adalah cita-cita terlamaku. Entah mengapa aku merasa ingin sekali menjadi pengacara. Tapi kini aku menjadi calon administrator karena jurusan yang aku ambil. Tapi tak mengapa, setidaknya itu mendekati. Administrasi Publik adalah jurusan yang kuambil saat ini.

Pada dasarnya baik jurusan Hukum maupun Administrasi Publik adalah batu loncatanku untuk bisa memperbaiki negeri ini dengan mempelajari negeri ini secara lebih dekat dan jelas. Aku bahkan melepaskan kesempatan beasiswa untuk kuliah di jurusan Kimia Murni karena di masa depan nanti aku sangat ingin menjadi seorang MENTERI PARIWISATA! Hehe…..

Aku masih ingin mewujudkan mimpiku sebagai menteri pariwisata, entah mengapa. Tapi sebelum itu aku harus berjuang lebih keras lagi. Karena aku masih punya banyak mimpi lain yang ingin kuwujudkan.


“AKU INGIN MENJADI MENTERI PARIWISATA YANG MEMILIKI USAHA SENDIRI DENGAN KARYAWAN YANG SEJAHTERA DAN MENERBITKAN NOVEL KARYAKU YANG MENJADI INSPIRASI BANYAK ORANG DI BUMI INI, LEBIH JAUH LAGI AKU INGIN MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA DAN MEREKA YANG SELALU MENDUKUNGKU.”

Jika target di atas sudah terwujut, maka aku siap berkeliling dunia dan menjamah berbagai tempat yang mengejutkan. Yah, akan kunikmati hasil kerja kerasku kelak. Tentunya aku tak akan sendirian!

So, persetan dengan kegagalan di masa lalu karena kini aku hidup untuk saat ini dan masa depan karena keduanya pantas untuk diperjuangkan.
BAGAIMANA DENGAN KALIAN?

Jumat, 15 Februari 2013

Tanpa Kamu!





Jika pada akhirnya akulah yang terbuang
Maka akan kuterima tidak dengan pasrah
Setidaknya tak kujual hati dan harga diriku untukmu
Sepertimu

Jikalau kenangan itu datang
Ingatan itu terbayang
Aku tetap tak akan pulang
Tak bisa, tak ingin

Aku tak akan pernah pulang
Tak aka nada penyesalan
Jikalau ada sirat penyesalan
Maka itu adalah kamu!

Persetan waktu yang buatku terbuang
Asal ia membuangku ke tempat dimana tak ada kamu!
Aku tak mau!! Tak mau!

Aku menunggu sang waktu
Sang waktu yang membimbingku
Membuatku berdiri
Dan bangkit tanpa kamu
Wahai BENALU!!!


MGK

Minggu, 10 Februari 2013

happy to be yourself






“menjadi diri sendiri, kita tidak perlu terjebak dalam kepura-puraan, coz kebahagiaan yang sesungguhnya itu jauh dari kepura-puraan”

 by : Apem
happy to be yourself
 

Evaluasi Diri

Suatu malam, tepatnya  di Ndeles, bersama saudara-saudaraku dari Agny n kakak2 alumni.

Malam dingin dan melelahkan setelah sekian lama tak bersentuhan dengan hembusan angin pegunungan yang menggugah semangatku. Dalam sayup helaan nafasku yangt berat, aku merasakan sesuatu yang telah hilang kembali lagi dalam pelukanku, masih gamang.
Malam itu aku merasakan banyak hal, khususnya terkait emosional yang sedikit menyesakkan.
 
Rindu akan kejanggalan bersama mereka membuatku teringat pada awal pertemuanku dengan mereka dan masa yang kami lewati selama ini. Banyak cerita, banyak sekali kisah dan kenangan yang takkan pernah hilang meski terkadang ada rasa ingin menghapus beberapa diantaranya.

But, I think I was pretty successful in my emotions overcome the problems that persist for this.  At least I think it's the best way to reduce the problems of our hearts began to isolate.

Aku melihat banyak hal dan mendengar banyak luapan isi hati. Berbicara tentang keegoisan diri dan saling memaafkan. Mungkin cukup sukses, sangat. Aku merasa tak perlu menjadi seorang psikolog untuk mengetahui isi hati masing-masing dari kami, semua nampak begitu jelas dan terbuka, begitu juga aku.

Ada rasa lega sekaligus aneh yang berbaur menjadi sebuah pertanyaan yang membuatku sedikit bimbang. “sampai kapan? Berapa lama? Benarkah?”
Tapi terlepas dari semua pertanyaan yang ada, aku berterimakasih pada Allah dan alam yang membuat hati panasku mendingin. Tak pernah hatiku sedingin itu, setelah bara yang menyala selama ini. Kupikir sebuah permulaan yang baik untuk meluncurkan kembali kata maaf itu.
Malam itu aku belajar untuk percaya, SEKALI LAGI. Meski sesungguhnya lama kepercayaanku menghilang. but it does not hurt right?

Thanks for Ramon yang selalu sehati denganku, thanks for kak kendil yang selalu bijaksana dan kujadikan panutan dalam beberapa hal, n kak patul yang tak hanya bicara tapi juga beraksi dengan totalitasnya kepada kami yang merepotkan ini, you’re the best! n thanks for beautiful sunrise and the clouds shrouded n ofcourse the amazing Merapi dari sudut yang begitu indah.



 by : Apem Agny