Anakmu bukan milikmu
Putri sang hidup yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir
Tapi bukan dari engkau
Berikan engkau kasih sayangmu
Tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu
Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri
Kau boleh berusaha menyerupai mereka
Tapi jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
Pun tenggelam di masa lampau
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang
meluncur
Sang pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian
Meliukkan dengan suka cita dalam rentangan sang
pemanah
Sebab dia mengasihi anak panah yang melesat laksana
kilat
Sebagaimana dikasihi-Nya pula busur yang mantab
#Sang Nabi-Gibran#
Berulang kali
aku membaca rangkaian kata indah ini, tak pernah bosan. Kahlil Gibran,
seorang inspirator bagiku. Karya-karyanya memberikan pengaruh dan warna tersendiri bagi karyaku. Tak bisa dipungkiri bahwa aku jatuh cinta pada keindahan bahasa dan sudut pandangnya
yang kritis menanggapi isu kehidupan, termasuk sajak di atas.
Pertama kali
kubaca saat masih kelas 1 SMA, aku terpana. Tak hanya karena tata bahasanya,
namun juga karena jalan pikirannya. Ia menyuarakan apa yang
tidak dapat disuarakan oleh jutaan anak di luar sana yang
terpaksa terbelenggu dalam pemikiran orang tuanya.Yah, masih banyak orang tua yang
belum menyadari betapa aspirasi, keinginan dan cita-cita anak adalah hal yang
penting untuk didengarkan.
Membayangkan berapa
lama sang anak harus menanggung beban atas apa yang
sesungguhnya tidak ia kehendaki seakan memberiku gambaran akan gumpalan dendam dan protes
yang siap meledak kapan saja layaknya bom waktu. Lebih parah lagi ketika jiwa-jiwa rapuh itu menemui batasnya hingga pikiran dan hati tak lagi bisa berkompromi,
pemberontakan berbau keputusasaan dan kekecewaan merusak mental
dan tubuh mereka. Akhirnya? merekalah yang disalahkan, dicaci dan dikucilkan.
Padahal jika para orang tua itu dapat memahami dan tidak memaksakan diri,
maka akan ada banyak kejutan dan senyum kebahagiaan di akhir kisah mereka.
Tinggal siap atau tidaknya mereka untuk menerima bahwa tak selamanya anak dapat menjadi apa
yang mereka inginkan.
Baca dan pahami,
semoga akan membawa perubahan yang berarti.
Memecah keegoisan dan membuka pandangan. Belajar untuk memperbaiki, tak ada yang salah dengan itu.
Bukankah lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali ?!
sayangi mereka dan biarkan mereka bahagia tanpa terpaksa. bukankah mereka dilahirkan agar mereka bahagia? pikirkanlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar