Telah banyak waktu kulalui dengan banyak
pertanyaan. Banyak malam terlewati tanpa jawaban. Bahkan pagi yang menjelang
selalu membuatku penasaran.
Dari sekian banyak pertanyaan yang
menyesaki otakku, ada satu yang membuatku lelah sekaligus malu. Satu pertanyaan
tentang masa depan yang hingga kini belum kutemukan jawabannya, atau mungkin
lebih tepatnya karena aku belum dapat memastikan.
Perihal masa depan yang dalam banyak
kesempatan selalu diartikan sebagai sebuah misteri, aku selalu penasaran. Rasa
itu tumbuh dari percampuran rasa gelisah dan harapan yang saling berebut
mendahului. Namun semua masih menjadi sebuah tanda Tanya…..?....... yang besar
dan sulit.
Satu waktu dikala usiaku belum cukup lima
setengah tahun aku diberi pertanyaan oleh guru taman kanak-kanak yang entah
kenapa tak pernah kuingat namanya.
“galuh kalau besar mau jadi apa?”
tanyanya saat itu.
“dokter!!!” jawabku dengan semangat.
“dokter” adalah profesi paling keren dan
popular dikalangan anak seumur kami saat itu. Bahkan menurutku profesi itu
masih menjadi andalan klise anak-anak jaman sekarang. Tapi silahkan tebak
berapa lama cita-cita itu dapat bertahan, karena hanya aka nada segelintir saja
yang dapat mewujudkan cita-cita pertama mereka.
Yah, seperti kata banyak orang yang patah
hati, cinta pertama tak akan pernah bertahan menjadi cinta terakhir. Walau
hanya sebuah ungkapan kekecewaan akan nasib yang memisahkan siapapun orang yang
mengatakan itu dengan cinta pertamanya, namun pada kenyataannya itu juga dapat
merefleksikan cita-cita pertama.
Nasib yang tak berbeda jauh antara cinta
dan cinta tanpa huruf n itu nyatanya membuatku mengingat kembali semua
harapanku dari masa ke masa.
Seperti yang kukatakan bahwa aku pernah
ingin menjadi seorang dokter dengan seragam putih yang keren dan rapi. Mimpi
itu bertahan hanya sekitar 3 bulan karena aku hanya mengecap masa-masa TK
selama 2 minggu lalu masuk SD karena aku ingin cepat-cepat menjadi dokter.
Mimpiku sebagai dokter hancur
berkeping-keping saat aku memasuki kelas 1 SD karena suntikan maut dokter-dokter
yang kupanggil “dokter gila” karena
membuatku takut pada suntikan hingga sekarang. Aku merasa menjadi dokter
sungguh cita-cita yang kejam karena harus menyuntik anak-anak imut seperti
aku…..ehem. akhirnya aku kubur cita-cita itu atas pertimbangan kemanusiaan dan
kepolosan anak-anak. Yap alas an yang tepat menurutku.
Tapi yang jelas sejak saat itu aku
menjadi buronan guru-guru dan para dokter yang rutin datang untuk memberikan
suntikan penolak cacar dan banyak lainnya kepada kami, anak-anak polos yang tak berdosa. Aku
selalu kabur dan bersembunyi saat ada jadwal kunjungan dokter. Aku pernah
bersembunyi di toilet sekolah yang baunya minta ampun selama berjam-jam hingga
kuputuskan untuk keluar sebelum mati lemas dan malah tertangkap .
Aku bahkan pernah meronta-ronta sambil
menangis kencang lalu berlari pulang dan bersembunyi di atas pohon jambu
samping rumah saat tertangkap guru. Aku tidak tahu mengapa aku memilih
bersembunyi di atas pohon jambu bukan di kolong meja atau tempat tidur, tapi
jika dipikir-pikir mungkin dulu aku sudah cukup pintar untuk mengetahui bahwa
aku tak akan mati kelaparan jika saja mereka berjaga menungguku, haha.
Oke, cukup dengan kisahku dengan jarum
suntik. Berikutnya aku menemukan cita-cita baru saat aku duduk di kelas 3 SD.
Cita-cita itu hanya bertahan selama 3 tahun karena pada akhirnya kau
menyadari bahwa saat itu aku mungkin
bisa menjadi seorang penari handal namun aku akan menjadi orang yang bodoh
dengan nilaiku yang melambai-lambai mengejek dan membuat rangkingku yang selalu
tiga besar menjadi ke urutan tiga terbawah. Ya, cita-citaku saat itu adalah
menjadi seorang penari.
Ngomong-ngomong soal menari, saat itu aku
mengambil tarian tradisional dan menguasai 33 tarian . namun dari banyaknya
tarian, aku paling suka menarikan tarian cowok perkasa. Tidak tahu kenapa tapi
setidaknya aku tidak perlu menaikkan jarikku ke atas untuk berjalan. Tarian
yang kusuka antara lain Klono Topeng, Topeng edan, Cakil, Dasamuka, Gatot kaca,
jaranan dll. Semuanya memiliki kesamaan, yaitu semuanya memakai kumis dan aku
suka kumis saat aku memakainya (tunggu! Bukan berarti aku suka cowok berkumis
lho… aku Cuma suka ketika aku memakai kumis, itu saja.).
Memasuki kelas 6 SD aku mulai serius
untuk menjadi seorang Insinyur Pertanian! Seperti tanteku. Tapi itu hanya
bertahan 2 tahun. Aku akhirnya menyerah karena selama dua tahun aku berusaha
untuk menanam pohon tapi tak pernah sukses, semuanya mati mengenaskan…hiks. Eh
tapi dulu pernah ada yang hidup sih, kecambah praktikum. Setidaknya hidup
melampaui satu minggu dan setelah itu mereka berenang dalam kubangan air pel
saat aku TIDAK SENGAJA menyiramkannya pada mereka, waktu itu ada kerjabakti
kelas dan tolong anggap saja itu sebagai sebuah upaya bersih-bersih kelas.
Tolong maklum.
Cita-citaku berikutnya adalah untuk
menjadi seorang pengacara. Sampai sekarang aku masih bermimpi dan itu adalah
cita-cita terlamaku. Entah mengapa aku merasa ingin sekali menjadi pengacara.
Tapi kini aku menjadi calon administrator karena jurusan yang aku ambil. Tapi
tak mengapa, setidaknya itu mendekati. Administrasi Publik adalah jurusan yang
kuambil saat ini.
Pada dasarnya baik jurusan Hukum maupun
Administrasi Publik adalah batu loncatanku untuk bisa memperbaiki negeri ini
dengan mempelajari negeri ini secara lebih dekat dan jelas. Aku bahkan
melepaskan kesempatan beasiswa untuk kuliah di jurusan Kimia Murni karena di
masa depan nanti aku sangat ingin menjadi seorang MENTERI PARIWISATA! Hehe…..
Aku masih ingin mewujudkan mimpiku
sebagai menteri pariwisata, entah mengapa. Tapi sebelum itu aku harus berjuang
lebih keras lagi. Karena aku masih punya banyak mimpi lain yang ingin
kuwujudkan.
“AKU INGIN MENJADI MENTERI PARIWISATA
YANG MEMILIKI USAHA SENDIRI DENGAN KARYAWAN YANG SEJAHTERA DAN MENERBITKAN
NOVEL KARYAKU YANG MENJADI INSPIRASI BANYAK ORANG DI BUMI INI, LEBIH JAUH LAGI
AKU INGIN MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA DAN MEREKA YANG SELALU MENDUKUNGKU.”
Jika target di atas sudah terwujut, maka
aku siap berkeliling dunia dan menjamah berbagai tempat yang mengejutkan. Yah,
akan kunikmati hasil kerja kerasku kelak. Tentunya aku tak akan sendirian!
So, persetan dengan kegagalan di masa
lalu karena kini aku hidup untuk saat ini dan masa depan karena keduanya pantas
untuk diperjuangkan.
BAGAIMANA DENGAN KALIAN?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar