UJIAN
AKHIR SEMESTER
MATA
UJIAN PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
Sekaten
merupakan agenda tahunan yang digelar oleh Kraton Yogyakarta. Sekaten
atau upacara Sekaten
(berasal dari kata Syahadatain
atau dua kalimat syahadat)
adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad
s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa
Mulud
(Rabiul awal
tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta
dan Yogyakarta.
Awalnya
sekaten diadakan sebagai strategi syiar agama islam di pulau Jawa
dengan mengedepankan perpaduan unsure islami berbalut kearifan budaya
Jawa itu sendiri. Sekaten menjadi suatu sebuah terobosan jitu pada
saat itu yang terbukti dapat merukunkan paham Animisme dan Dinamisme
dengan ajaran islam. Pada akhirnya sekaten pun menjadi semacam acara
tahunan yang menjadi bagian dari kebudayaan Jawa hingga saat ini.
Namun
pada kesempatan kali ini saya akan lebih menyoroti pelaksanaan Pasar
Malam Perayaan Sekaten (PMPS) sebagai salah satu rangkaian acara
sekaten dengan focus evaluasi efektivitas PMPS dalam pengembangan
potensi Kota Yogyakarta.
Sekilas
mengenai Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS)
PMPS
merupakan bagian dari rangkaian acara sekaten yang selalu menjadi
sorotan dan daya tarik wisata tersendiri. PMPS tahun 2012 kali ini
mengusung tema “Harmony Religi, Budaya dan Ekonomi Untuk Jogja
Istimewa”. Penyelenggaraan PMPS tahun ini berbeda dengan tahun
sebelumnya karena konsep acaranya dikembalikan kepada ruh awal
sekaten yaitu sebagai syiar islam yang di dalamnya menyangkut
kegiatan budaya, religi dan ekonomi.
Aspek
budaya dalam sekaten ini digambarkan melalui kraton, dan aspek religi
digambarkan melalui masjid, sedangkan aspek ekonomi digambarkan
melalui alun-alun. Oleh karena itu, kegiatan sekaten hanya dilakukan
di tiga tempat tersebut sehingga tidak membebani kawasan sekitarnya.
Sebagai
bagian dari kegiatan perekonomian Kota Yogyakarta maka PMPS tahun ini
digadang-gadang akan mendatangkan pemasukan yang besar bagi Kota
Yogyakarta. Sasaran dari PMPS itu adalah para wisatawan baik asing
maupun domestic dan warga kota Yogyakarta sendiri.
Sama
seperti tahun-tahun sebelumnya, sekaten merupakan daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Peranan
sekaten pun cukup besar mengingat sector pariwisata Yogyakarta
merupakan andalan Kota Yogyakarta dalam meningkatkan pendapatan
daerah, bahkan dalam beberapa tahun belakangan ini Pemerintah Daerah
Kota Yogyakarta sedang gencar memajukan sector pariwisata. Oleh
karena itu pelaksanaan PMPS pun harus dilaksanakan dengan menarik.
Tahun
ini PMPS dibuka mulai tanggal 21 Desember 2012 hingga 24 Januari 2013
dan pengunjung yang datang ke arena PMPS tidak dipungut biaya.
Demikian ditegaskan oleh Humas Pemkot Yogyakarta, Ig.Tri
Hastono,S.Sos.,MM. langkah tersebut dimaksudkan untuk lebih
menjangkau masyarakat menengah ke bawah.
Evaluasi
Efektivitas PMPS Dalam Pengembangan Potensi Kota Yogyakarta.
Pasar
Malam Perayaan Sekaten yang menjadi icon pariwisata tahunan Kota
Yogyakarta sejak lama telah memberikan pengaruh yang besar baik dari
segi budaya, pendidikan, religious bahkan perekonomian.
Antusiasme
masyarakat dalam menyambut sekaten pun mengisaratkan bahwa kegiatan
yang syarat nilai budaya ini telah menjadi bagian dalam kehidupan
masyarakat dan selalu dinantikan. Bahkan sekaten telah menjadi satu
asset Kota Yogyakarta yang memiliki potensi besar dalam pengembangan
berbagai sector kehidupan terutama perekonomian.
Untuk
lebih jelasnya kita akan melihat lebih jauh apakah PMPS benar-benar
efektiv dalam pengembangan potensi daerah khususnya yang terkait
dengan kehidupan masyarakat dan pemerintah Kota Yogyakarta. untuk itu
akan dibahas lebih jauh dari berbagai sector terkait.
Pertama
yaitu dari segi pendidikan dan kebudayaan. PMPS merupakan
bagian penting yang pada dasarnya merupakan penggambaran kegiatan
perekonomian Kota Yogyakarta. namun demikian PMPS tidak semata-mata
berkutat pada perihal perekonomian saja, namun didalamnya terdapat
banyak unsure budaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan
pemerintah sendiri.
Dimulai
dengan upacara pembukaan sekaten dan acara puncak sekaten dengan
unsure gunungan, barang pusaka dan para prajurit keratonnya yang
menonjol menjadikan acara tahunan ini begitu kental dengan unsure
budayanya.
Dalam
PMPS terdapat sebuah panggung yang khusus diperuntukkan bagi kegiatan
kebudayaan, sebut saja pentas sendratari maupun tari daerah yang
rutin dilaksanakan setiap tahunnya sebagai pengenalan dan pelestarian
kebudayaan tari dan wayang orang kepada masyarakat. Dalam tari dan
pementasan itu pula banyak disisipkan unsure pendidikan.
Tidak
hanya terkait tari-tarian saja, penampilan gamelan Yogyakarta dan
banyak pementasan yang melibatkan masyarakat pun terlaksana sebagai
apresiasi pemerintah dalam bidang pendidikan dan budaya.
Unsure
pendidikan dan kebudayaan pun tidak hanya ditonjolkan oleh panggung
budaya sekaten tersebut. Ada stand-stand yang menjual barang-barang
kebudayaan seperti batik, blangkon, wayang, angklung bahkan berbagai
mainan tradisional yang mulai dilupakan oleh anak-anak jaman
sekarang. Selain itu juga ada stand-stand yang menjual buku,
perlengkapan sekolah dan masih banyak lagi.
Yang
kedua yaitu dari segi religious. Seperti yang kita ketahui
bahwa pada awalnya sekaten adalah strategi untuk penyebaran agama
islam, oleh karenanya acara ini pun kental dengan unsure islami. Hal
ini terlihat pada pelaksanaan pembukaan sekaten dengan rangkaian doa
dan penutupannya yang sarat akan unsure religi. Bahkan saat ini
gerbang masuk PMPS pun dibubuhi dengan doa dan tulisan ayat-ayat
Al-Qur’an.
Yang
ketiga yaitu dari segi pariwisata. PMPS terbukti efektif
dalam menarik pengunjung ke Yogyakarta. Ada banyak pengunjung yang
memenuhi PMPS yang tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta sendiri
namun juga dari daerah sekitar seperti Sleman, Kulon Progo, Gunung
kidul, dan Bantul. Bahkan ada banyak pengunjung dari luar kota yang
khusus menyambangi PMPS.
Yang
keempat yaitu Ekonomi. PMPS menampilkan geliat perekonomian
yang begitu kental, dan sebagai gambaran kegiatan perekonomian
masyarakat maka sudah menjadi hal biasa jika kawasan PMPS menjadi
begitu ramai oleh pengunjung. Maka bisa dibayangkan tentang banyaknya
perputaran uang dari kegiatan tawar menawar di dalamnya.
PMPS
menyumbang pemasukan pendapatan daerah yang sangat besar. Dari
penyewaan lahan dan stand PMPS saja pemerintak kota Yogyakarta
menargetkan pendapatannya hingga 1 miliar rupiah.
Kepala
bidang pajak daerah dinas pendapatan daerah dan pengelolaan keuangan
(DPDPK) kota Yogyakarta, tugiyarta menjelaskan bahwa panitia PMPS
telah menyediakan 235 stand yang terbagi menjadi lima zona, yaitu
zona A sebanyak 22 stand, zona B sebanyak 78 stand, zona C ada 56
stand dan 48 stand pada zona D, serta zona E dengan 31 stand.
(jogja.tribunnews.com/2012/11/21)
Stand
yang ada dibandrol dengan harga yang berbeda sesuai dengan letak dan
luas lahannya. Untuk harga di zona B permeternya adalah Rp 140.000
karena lokasinya strategis dan dekat dengan jalan sehingga mudah
dijangkau pengunjung. Untuk stand lainnya seperti zona D dipatok
dengan harga Rp 110.000 dan 120.000 per meternya, sedangkan zona B Rp
130.000 permeter. Lahan yang disediakan ada yang 10x10 meter dan 5x5
meter.
Jika
kita kalkulasikan dengan menggunakan luas lahan 5x5 meter untuk semua
stand dan harga stand A , C, D dan E adalah Rp 110.000 dan zona B Rp
130.000 maka pemasukannya adalah:
A.
22 stand x Rp 110.000 x 25 meter = Rp 60.500.000
B.
78 stand x Rp 130.000 x 25 meter = Rp 253.500.000
C.
56 stand x Rp 110.000 x 25 meter = Rp 154.000.000
D.
48 stand x Rp 110.000 x 25 meter = Rp 132.000.000
E.
31 stand x Rp 110.000 x 25 meter = Rp 85.250.000 +
Jumlah
Rp 685.250.000
Gambaran
di atas merupakan gambaran minimum pendapatan daerah dari sewa lahan
dan stand di PMPS tahun ini. Jadi tidak menutup kemungkinan 1 miliar
yang ditargetkan dapat tercapai. Pendapatan tersebut belum termasuk
pendapatan dari pajak parkir dll.
Para
pedagang dan penyewa lahan pun meraup untung yang besar dari
berjualan di PMPS mengingat jumlah pengunjung yang dating begitu
melimpah. Keuntungan lainnya bagi masyarakat yaitu mereka bisa
memperoleh barang ydengan harga lebih murah daripada hari biasanya.
Dampak
Positif Pasar Malam Perayaan Sekaten
Adapun
dampak positif dari Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) ini antara
lain:
Sekaten
bisa menjadi tempat hiburan masyarakat dan icon Yogyakarta yang
menarik dan terjangkau. Hal ini terlihat dari antusias warga
masyarakat terutama masyarakat dari kelas ekonomi menengah kebawah
yang telah ramai datang ke Sekaten bahkan hari-hari sebelum
pembukaan.
Pasar
Malam Perayaan Sekaten menjadi bentuk nyata sebuah kebudayaan yang
dilestarikan dengan baik.
Bertambahnya
pemasukan daerah yang cukup besar
Yogyakarta
memiliki icon wisata yang menjanjikan.
PMPS
merupakan asset daerah yang penting bagi pengembangan potensi
pendidikan, kebudayaan, religi, pariwisata dan perekonomian Kota
Yogyakarta.
Dampak
Negative Pasar Malam Perayaan Sekaten
Muncul
pengelola parkir yang memasang tariff parker tidak sesuai dengan
ketentuan Perda No, 5/2012. ).- Perayaan Sekaten Kraton Yogyakarta
2011 dijadikan ajang juru parkir (jukir) pasang tarif mahal. Setiap
sepeda motor ditarif Rp 3.000, sedangkan mobil Rp 5.000. Pengunjung
pun menjerit
Sebagi
pusat keramaian baru, maka daerah sekitar kawasan PMPS pun menjadi
macet. Para pedagang kaki lima dan parkir selama ini meluber ke
kawasan sekitar alun alun, antaralain kantor pos, jalan trikora,
jagang kauman, dan rotowijayan Melubernya aktivitas ini mengganggu
kenyamanan dan ketertiban lalu lintas di sekitar lokasi.
Lokasi
PMPS dan sekitarnya Nampak kumuh dengan sampah para pengunjung yang
berserakan
Strategi
pengembangan Pasar Malam Perayaan Sekaten Yogyakarta
Yang
dibutuhkan PMPS dalam upayanya untuk mengembangkan PMPS agar tidak
monoton dan dapat menarik lebih banyak pengunjung antara lain:
Pembenahan
konsep penataan stand yang juga memperhatikan tampilan luar PMPS
sebab selama ini pengelola kurang memperhatikan hal tersebut
sehingga PMPS sering kali terlihat kumuh dari luar dan mengesankan
level acara tersebut kurang bagus hingga sampai saat ini masih belum
efektif menjangkau masyarakat kalangan menengah ke atas
Pemerintah
dan pengelola harus menerapkan peraturan tegas terkait masalah
kebersihan area PMPS, penyediaan tempat sampah baik di area luar
maupun dalam sangat penting sebagai fasilitas kebersihan.
Untuk
mengantisipasi kemacetan maka pengelola harus dapat memberikan
solusi apabila kemacetan terjadi sebagai pertanggung jawaban kepada
masyarakat yang lain.
Peredaran
produk yang ada pun perlu diawasi lebih ketat lagi.
Keamanan
dan juga kualitas wahana pun harus diperbiki mengingat banyak wahana
yang dinilai masyarakat Nampak kurang aman, syarat bahan wahana pun
harus diperhatikan. Penetapan syarat konstruksi wahana agar lebih
diperketat.
Akan
lebih efektif apabila di tahun mendatang pengelola menyediakan
semacam peta kawasan PMPS untuk memudahkan para pengunjung.
Penambahan
jumlah toilet umum pada tempat-tempat yang strategis juga harus
dilakukan.
Tentunya
juga penertipan parker liar dan standar harga yang sesuai dengan
peraturan pun wajib diperbaiki. Pengawasan pun harus lebih ketat
lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.pikiran-rakyat.com/node/135424-
diakses pada tanggal9Januari 2013. Pukul 16.55